tiada ujung

nanti, entah kapan, ku ingin kau menemuiku di sini. membiarkanmu memainkan jari jemarimu di padang ilalang luas, tempat kita biasa berlari lelah berpeluh, bahagia dengan cahaya berpendar lembut di atas bahu kepala kita.
patah
pecah
lemah
tak berdaya
embun pagi membasahi kaki kaki kita yang penuh keluguan terus mengulur dan menyulam benang warna-warni bernuansa cita asmara dan harapan.
hambur
luluh
lantak
kan kubiarkan kau memandangiku lekat penuh gelora seperti yang dulu kerap kau lakukan.
kan kubiarkan diriku terus memandangimu penuh kasih setia tulus yang sampai sekarang masih kusimpan hanya untukmu.
lukaiku dengan tangan telanjangmu pun aku rela. lukaiku dengan ketajaman ujung kata-katamu pun ku mau.
detak
detik
tatu
tatu
tamba
tolong izinkan aku menyesap sedikit dari intisarimu. sekali, mungkin dua kali. it never felt so nice. merasakan kulit kita saling bersentuhan. selaksa makna yang diberikan. gemuruh lembut memenuhi jiwa kita saat tubuh runcingmu menancap dalam di hatiku. membuatku tak ingin sekejap pun melepasmu.
patah
pecah
pilu
setiap penghuni dalam tubuhku yang mulai terasa renta ucapkan salam rindu tak berujung yang memenuhi katup katup katup logika mana pun. kuperingatkan kau, duri dari dalam diriku bisa melukai kita berdua. tapi kau tetap menghampiri, merengkuh, menggulung bagai ombak, menawarkan kehangatan dan kedamaian tak  terperi, bawaku semakin larut ke dalam pusaran lumpur penghisapmu yang tak kenal lelah menyeracau dengan teriakteriak kemenangan.
hisap
hasup
lena
harap
mimpi
seperti berada dalam air; kecup cium darimu penuh dengan hasrat tak berujung yang terusterusterus menggodaku untuk mengecapnya, walau hanya barang sedikit. sentuhan lembutmu itu yang kuperlu sekarang. usapusap penuh artimu itu yang kubutuh sekarang.
goda
jatuh
lagi
jatuh
lagi
jika kau tua nanti, tolong sambangi telaga peraduan rasa kita, tempat kita saling ucapkan janji setia, dengan tandatangan abadi yang hanya bisa dihapus waktu nan kejam. saat itu ku ingin kau ingat aku, bayangkan keutuhan diriku berada tepat di hadapanmu. pandangi lekatlekat sorot mataku, kemudian tuliskan pesan untukku. tak perlu panjang, pendek pun tak apa. tulis terus sampai kuberkata cukup. sebab kau belum jua tau bahwa kesucian janjiku kan kalahkan kekejian katakatamu. dan ku ingin kau percaya, tak ada ujungnya. tak ada ujungnya.
patahkan
pecahkan
hancurkan
tak ada ujungnya...

4-4-2011, 01:15

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Followers


Recent Comments