bisik hangatmu
malam beranjak
pagi menjelang
masih terngiang
jelas tanpa distorsi
masih terasa hangat
nafasmu di telingaku
saat bisik lembutmu bergulir tanpa jeda
hujan pagi ini mengguyur hatiku
dengan beribu asa, setia, dan cinta
bila hujan reda, akan ku kirimkan
pelangi hatiku ke indah matamu
terima kasih, kekasih
bisik hangatmu yang dulu itu
buatku buta, lengah, dan membiru
1 komentar:
Lembaran-lembaran goresan tanganmu ini kubuka kembali. 2011 - 2020 waktu yg cukup panjang untuk kembali bertualang dalam untaian kata.
Terima kasih untuk empat tahun bahagia itu,lintas Depok-Jakarta via kereta dan metro mini, kantin Thamrin City makan nasi goreng (ala-ala), puluhan puisi dan sajak yg tak tertuliskan, tangismu, teriakmu,simpang gang rumahmu, ...
Tuhan mencintaimu Bolu karena itu Dia memanggilmu.
Posting Komentar