Sedu Sedan Sore

Menekuk lutut tanda tak mampu menahan gemuruh seru yang menggerogoti kelapangan dada.
Menggayutkan asa menembus dinding keblangsakan prana.
Menggelar permadani yang tak pasti tak akan bisa membawaku terbang layaknya dongeng negeri seribu satu malam.
Prengus dan busuk dunia mengrenyitkan setiap dahi makhluk yang mencium aromanya, walau enggan mengakuinya.
Terperangah akan setiap kejutan tak menyenangkan yang sejatinya merupakan susunan kebodohan demi kebodohan yang meninggi dengan sendririnya.
Apa yang dicari ku tak tahu.
Lengkung dahan berayun perlahan mengelangutkan suasana yang sudah bertahun tak lagi terang.
Lambaian daunnya menimbulkan berjuta tanya, sampai kapan sang Maha sanggup menjadi pemelihara semesta yang tak lagi mengirimkan puji dan sembah padanya.
Suksma bergetar mengindera setiap rasa pahit-getir yang mengalahkan pahit-getirnya empedu mana pun yang pernah ada.
Tersungkur dan tak berdaya, adanya ku tak bisa lepas dariMu. Tak kan bisa lepas dariMu.

posted under | 0 Comments

Tarian Angin Sepoi

Membuncah bak sumpah serapah membuat malam enggan menyapu kemasygulan hati.
Pagi sedang enggan menyambangi nampaknya.
Kau yang bersila di sana, di tengah savana, merunduk 
seakan mencoba merenggut energi pusaran angin sepoi yang tak jua beringsut dari usahanya menggelitik tubuhmu yang sedang merapuh.
Tarian angin tidak menghentikanmu. 
Kau terus merunduk, mencoba menafikan kerapuhanmu.
Akankah kau mengundangku, mengajakku ikut duduk bersila di sana, 
di tengah lingkaran yang kau buat?
Satu hal yang ku mau kau tahu, 
tarian angin pun tak merontokkan niatku tuk menembus lingkaranmu itu, 
untuk segera menikmati savana yang meratap miris namun indah itu.
Bersamamu. Hanya denganmu.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

niken adiana wiradani soebarkah
perempuan sederhana yang masih selalu dalam proses belajar, dan sangat percaya akan kekuatan kasih.
Lihat profil lengkapku

Cari Blog Ini

Followers


Recent Comments