Tipologi Morfologis

Pengklasifikasian bahasa dapat dilakukan dengan berbagai cara, bergantung pada tujuannya. Klasifikasi bahasa berdasarkan kesamaan ciri-ciri atau tipe-tipenya disebut tipologi bahasa. Tipologi bahasa dapat dilakukan berdasarkan kesamaan ciri-ciri fonologis, morfologis, sintaksis, dan semantis. Thomas E. Payne dalam bukunya Describing Morphosyntax (1997: 20-31) memaparkan tipologi morfologis bahasa.

Konsep Dasar dalam Morfologi
            Sebelum menjelaskan tipologi morfologis, Payne memberikan penjelasan tentang pengertian morfologi, morfem, morfem terikat, morfem bebas, root, klitik, alomorf, morfofonemik, dan stem. Morfologi merupakan studi tentang bentuk bahasa. Bentuk terkecil dalam morfologi adalah morfem, yaitu bentuk terkecil yang mempunyai makna. Morfem terdiri dari morfem terikat dan morfem bebas. Morfem terikat merupakan morfem yang harus didampingi oleh morfem lain agar jelas fungsi dan maknanya. Morfem terikat dapat berupa afiks atau klitik. Morfem bebas merupakan morfem yang dapat berdiri sendiri dalam kalimat tanpa harus didampingi morfem lain.
            Klitik merupakan salah satu bentuk morfem terikat yang berfungsi pada tataran frasa atau klausa. Contoh klitik dalam bahasa Ingris adalah a dan the. Dalam bahasa Indonesia, kita mengenal bentuk klitik ­–nya yang menunjukkan kepemilikan.
            Dalam proses morfologis sebuah kata, ada aturan fonologis yang berperan. Dalam morfologi, hal tersebut disebut aturan morfofonemik. Contohnya, dalam bahasa Inggris, fonem /n/ pada prefiks in- yang digabungkan dengan morfem yang berfonem awal /l/ atau /r/ akan berubah menjadi [r] atau [l].

                        in- + rational → irrational
                        in- + legal → illegal

Dalam bahasa Indonesia, kaidah morfofonemik ini dapat dilihat pada peluluhan fonem tak bersuara pada morfem bebas saat digabungkan dengan afiks meN-.
                        men- + tari → menari
                        men- + tata → menata

            Adanya kaidah bunyi dalam proses pembentukan kata memunculkan variasi bentuk morfem. Variasi morfem ini disebut alomorf. Contohnya, morfem meN- mempunyai alomorf meng-, meny-, mem-, menge-, dan sebagainya.
            Dalam morfologi juga dikenal istilah root dan stem. Root adalah bentuk leksikal dasar dari sebuah kata yang tidak dapat dipisah-pisah. Root biasanya membutuhkan proses infleksional, yang kerap melibatkan prefiks dan sufiks, agar dapat digunakan dalam sebuah kalimat. Contoh root adalah habl- dalam bahasa Spanyol. Habl- tidak dapat langsung digunakan dalam kalimat, ia harus mengalami proses morfologis terlebih dahulu sehingga menjadi habló.
            Stem merupakan bentuk yang terdiri dari setidaknya sebuah root dan sebuah morfem derivasional. Sama seperti root, stem bisa jadi merupakan sebuah kata yang dapat atau tidak dapat dimaknai secara penuh. Stem dapat berdiri sendiri atau harus mengalami proses morfologis terlebih dahulu. Contohnya, morfem destruct dan construct yang mempunyai root –struct +  prefiks derivasional.
            Dalam morfologi dikenal proses derivasional dan infleksional. Derivasional merupakan proses morfologis yang mengubah sebuah kata ke dalam anggota kelas kata lain atau mengubah ketransitivan kata tersebut. Dalam bahasa Inggris, perubahan kata girl menjadi girly mengalami derivasi, yaitu dari kelas kata nomina menjadi adjektiva. Selain itu, contoh derivasi dapat dilihat pada contoh dalam bahasa Inggris, perubahan dari love menjadi lovely, loveliness, atau lover. Infleksional merupakan proses morfologis yang berfungsi untuk menyesuaikan sebuah kata dalam kedudukannya dalam kalimat. Contohnya, prefiks –s dalam kata girls merupakan penanda jamak, dan prefiks ini dibutuhkan apabila berada dalam kalimat there are five girls in this class.

Tipologi Morfologis
            Tipologi morfologis yang pertama dilakukan menghasilkan tiga tipe bahasa, yaitu bahasa isolatif, bahasa aglutinatif, dan bahasa fusional.
  1. Bahasa isolatif, yaitu bahasa yang kata-katanya sering terdiri dari satu morfem (Lucy R. Montolalu, et.al., 2005: 181). Contohnya adalah bahasa Inggris dalam kalimat Will you please close the door? Kalimat tersebut kata-katanya terdiri dari satu morfem.
  2. Bahasa aglutinatif, yaitu bahasa yang kata-katanya dapat dibagi dalam morfem-morfem tanpa kesulitan (Lucy R. Montolalu, et.al., 2005: 181). Bahasa Indonesia tergolong ke dalam tipe bahasa aglutinatif. Contohnya adalah kata berdandan yang dapat dibagi ke dalam 2 morfem, yaitu ber- + dandan.
  3. Bahasa fusional, yaitu bahasa yang menggabungkan beberapa morfem menjadi satu sedemikian rupa sehingga morfem-morfem pembentuk kata tersebut sulit dikenali unsur-unsur pembentuknya (Lucy R. Montolalu, et.al., 2005: 181). Dalam bahasa Inggris dapat dilihat pada kata saw, yang merupakan gabungan dari see + past tense.

Payne (1997: 27-28) mengembangkan tipologi ini ke dalam dua tipe, yaitu sintesis dan fusi.
  1. Sintesis, yaitu jumlah morfem yang ada pada satu kata. Bahasa yang cenderung mempunyai satu morfem dalam satu kata disebut tipe isolasi dan yang mempunyai lebih dari satu morfem disebut tipe polisintetis. Bahasa Cina merupakan contoh tipe isolasi. Bahasa Inuit (Eskimo) merupakan contoh bahasa polisintetis.
  2. Fusi, yaitu tipe bahasa yang didasarkan pada derajat fusi yang ada pada satu kata. Contohnya, morfem –ó pada kata habló dalam bahasa Spanyol dapat mencakup makna orang ketiga, tunggal, kala lampau, aspek perfektif. Apabila salah satu komponen makna ini berubah, sufiksnya pun harus berubah. Namun, dalam bahasa Indonesia, misalnya, satu morfem prefiks menunjukkan satu makna sehingga bahasa indonesia digolongkan ke dalam bahasa aglutinatif.


Pustaka Acuan
Payne, Thomas E. 1997. Describing Morphosyntax. Cambridge: Cambridge University Press.
Kushartanti, et.al. ed. 2005. Pesona Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

posted under |

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

niken adiana wiradani soebarkah
perempuan sederhana yang masih selalu dalam proses belajar, dan sangat percaya akan kekuatan kasih.
Lihat profil lengkapku

Cari Blog Ini

Followers


Recent Comments