Kenneth Burke dan Identifikasi

Kenneth Burke telah menulis dalam berbagai bidang ilmu, termasuk penulisan kreatif, kritik sastra dan retorikal, psikologi sosial, dan analisis linguistik. Tanpa diragukan, Burke adalah seorang teorisi besar di antara teorisi simbol yang lain.
            Berkaitan dengan komunikasi, Burke melihat act ‘aksi/tindakan’ sebagai konsep dasar dalam sebuah kejadian. Selanjutnya, ia membedakan antara action dan motion. Action merupakan tindakan/tingkah laku yang memiliki tujuan atau disengaja, sedangkan motion merupakan tindakan-tindakan yang tak bertujuan dan tidak memiliki arti. Perlu diingat, hanya manusia yang memiliki kedua bentuk tersebut, sedangkan objek lain dan hewan hanya memiliki motion.
            Berdasarkan perilaku penggunaan simbol atau kemampuannya melakukan tindakan, manusia dipandang oleh Burke sebagai makhluk biologis dan neurologis. Lebih lanjut ia mendeskripsikan manusia/individu sebagai: (1) pencipta simbol (menggunakan simbol untuk memberi nama hal dan situasi tertentu), (2) pengguna simbol (menggunakan simbol untuk komunikasi), dan (3) penyalahguna simbol (menyalahgunakan simbol untuk merugikan diri sendiri).
            Salah satu hal yang membangkitkan minat Burke adalah nosi bahwa seseorang dapat menyimbolkan atau menandakan suatu simbol. Seseorang dapat membicarakan tentang tindak tutur, menulis tentang kata-kata, termasuk penulisan sejarah, yang merupakan penyimbolan dari sesuatu yang telah ditulis atau dikatakan pada waktu kejadian.
Menurut Burke, realitas dimediasikan oleh simbol-simbol. Ia sependapat dengan Mead bahwa bahasa berfungsi sebagai wahana untuk aksi/tindakan. Bahasa membentuk tingkah laku karena kebutuhan sosial manusia untuk berkooperasi dalam aksi/tindakannya.
Lebih lanjut, Burke melihat bahasa sebagai sesuatu yang dipenuhi oleh muatan emosional. Tidak ada satu kata pun yang bersifat netral. Sikap, penilaian, dan perasaan seseorang, tanpa kecuali, muncul/tampak dalam bahasa yang digunakannya.
Terma guilt ‘kesalahan’ bagi Burke adalah semua kata yang dapat digunakan untuk merujuk pada rasa tertekan dalam diri seseorang, seperti kegelisahan, malu, kebencian, dst. Lebih lanjut, guilt merupakan kondisi yang disebabkan oleh penggunaan simbol. Burke mengidentifikasi tiga sumber guilt, sebagai berikut, (1) sumber negatif; aturan-aturan religi, profesi, organisasi, keluarga, dan komunitas yang saling mempengaruhi dan terkadang bertumpangtindih, dapat menciptakan guilt. (2) prinsip-prinsip kesempurnaan; guilt muncul sebagai hasil dari ketidaksesuaian antara realitas dan keadaan yang ideal. (3) prinsip-prinsip hierarki; guilt dipengaruhi oleh adanya hierarki sosial yang ada. Menurut Burke, gulit merupakan motif utama di balik smua aksi dan komunikasi, manusia berkomunikasi untuk “membersihkan” guilt.
Istilah-istilah yang berkaitan dengan komunikasi, menurut Burke, antara lain (1) consubstantiality; substansi yang ada dalam setiap orang dalam tindak komunikasi saling meliputi/melengkapi, pada tingkat tertentu. Namun komunikasi yang sempurna mustahil dilakukan, mengingat sifat saling melengkapi tadi tidak pernah total. Komunikasi yang terjadi antarindividu yang berfungsi direktif untuk membagi substansi antarmereka dinamakan consubstantiality. (2) Identifikasi; secara umum pemahamannya mirip dengan consubstantiality. Kebalikan dari identifikasi adalah divisi. Divisi dan guilt yang dihasilkannya merupakan motif utama komunikasi. Melalui komunikasi, identifikasi meningkat, demikian juga shared meaning, sehingga meningkatkan pemahaman. Identifikasi dapat terencana/tidak terencana, dilakukan secara sadar/tidak sadar. Komunikasi dapat berjalan dengan sukses apabila identifikasi lebih besar dari divisi. Identifikasi dilihat dari tingkat penggunannya dalam komunikasi, dapat besar atau kecil, dapat juga meningkat atau menurun, bergantung dengan komunikator yang menggunakannya.
Tiga sumber pencocokan dari sebuah identifikasi, yang ada dalam setiap individu, (1) Material identification; berdasarkan barang-barang, kepemilikan, dan hal-hal lain. (2) Idealistic identification; berdasarkan ide/gagasan, sikap, perasaan, dan nilai. (3) Formal identification; berdasarkan pengaturan, bentuk, atau organisasi dari sebuah event.
            Metode dasar Burke untuk menganalisis events ‘kejadian-kejadian’, adalah dramatistic pentad, yang meliputi (1) act; tindakan yang dilakukan oleh komunikator. (2) scene; situasi atau setting pada saat aksi dilakukan. (3) agent; pelaku aksi/tindakan. (4) agency; alat atau wahana yang digunakan agent untuk melakukan aksinya. Meliputi saluran komunikasi, peralatan, institusi, strategi, atau pesan-pesan (5) purpose; alasan dilakukannya sebuah aksi, tujuan retorikal, efek yang diharapkan, hasil dari aksi.








Pustaka Acuan

Littlejohn, Stephen W. 2002. Theories of Human Communication. New Mexico: Wadsworth.  

posted under |

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

niken adiana wiradani soebarkah
perempuan sederhana yang masih selalu dalam proses belajar, dan sangat percaya akan kekuatan kasih.
Lihat profil lengkapku

Cari Blog Ini

Followers


Recent Comments