The Golden Rule

Siang tadi saat istirahat makan siang, saya terlibat suatu percakapan asyik dengan dua kawan kerja saya. Tema pembicaraannya adalah suatu hal yang akan terus ada sampai semesta berakhir: perselingkuhan.
Mengapa saya katakan akan terus ada? Karena menurut saya selingkuh itu pilihan. Apapun alasannya. Sebut saja kebosanan terhadap pasangan, CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali), ketidaksengajaan, ketidakpuasan terhadap pasangan, LDR (Long Distance Relationship, atau apalah itu, you name it, tetap saja kesemuanya berujung pada pilihan. .
.

Cinta dan Mencintai, nomina dan verba multidefinisi dan multipersepsi yang mengandung nilai pertanggungjawaban yang tidak ringan, apalagi minim konsekuensi.
Simpulan kasar saya tadi berdasar pada beberapa kasus perselingkuhan yang kami bahas siang tadi. Hidup itu pilihan, memang tak bisa dipungkiri. Pilihan seorang atas hidupnya pun tak bisa serta merta kita hakimi. Tapi ketika semua permasalahan dalam hubungan harus bermuara pada perselingkuhan, saya harus nyinyir, mengingat bahwa ada pelaku dan korban dari aktivitas tersebut yang sejatinya bisa dihindari.

Hanya 3-5% hewan ciptaan Tuhan yang monogami. Di antaranya elang, laba-laba Argiope Aurantia, dan buaya. Sedihnya, Homo saphiens (manusia), primata tertinggi, tidak termasuk dalam kategori tersebut. Fakta yang tidak bisa diubah atau... Ah, entahlah.

Sebagai manusia yang penuh harap, saya hanya bisa berdoa agar pilihan apapun yang kita ambil dalam hidup kita di masa yang akan datang bukanlah pilihan yang berlandaskan pada sesuatu yang cenderung dicari-cari alasannya. Lebih dari itu, lebih berlandaskan kepada pilihan yang tidak menyakiti orang lain. "Do unto others as you would have them do unto you.” Simpan dan ingat golden rule ini dalam sanubari yang paling dalam.


posted under |

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Followers


Recent Comments