Kupu-kupu atau Laba-laba?


Salah satu kawan belajar saya, anak perempuan 10 tahun,  siang ini tiba-menarik tangan saya seraya bertanya:
"Miss tau, nggak, kalau ada kupu-kupu yang terperangkap di sarang laba-laba, orang akan cenderung menolong kupu-kupu itu walaupun mungkin si laba-laba belum makan selama berhari-hari.”

Terperangah dan agak mlongo, saya berkata "Apa maksudmu? Tidak bisa langsung disimpulkan, dong. Harus ada pengamatan lebih lanjut."

Ia langsung menyambar, “Iya, miss, aku tau. Tapi gimana kalau yang terperangkap itu adalah ulat yang belum jadi kupu-kupu? Yang masih jelek dan belum punya sayap warna-warni. Orang tetep akan nolong, nggak? Kenapa, sih, miss, harus cantik supaya ditolong? I wish that people could see the beauty in me..." ujarnya lirih.

"Let me tell you one thing, you can't control what happens to you but you can control how to react to them," Hanya sepenggal kalimat yang bisa saya sampaikan kepadanya saat itu. Bel penanda waktu makan siang berbunyi, si anak langsung melengos pergi.

Sekali lagi, saya dididik, diingatkan, dan dibuat takjub oleh seorang anak, bahwa hidup adalah sekumpulan kekecewaan yang niscaya menjadikan kita jadi lebih baik. Doaku untukmu, Nak, supaya kau jadi bentukan yang senantiasa membanggakan. Ohya, satu hal yang pasti, you are beautiful!



posted under |

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Followers


Recent Comments