Memaknai Kebahagiaan

Diakui atau tidak, kebahagian memang sangat beragam bentuknya dan relatif nilainya. Nilai kebahagian seorang petani tentu sangat lain dengan nilai kebahagiaan seorang diplomat yang sering terbang ke berbagai negeri. Singkatnya, setiap individu memiliki referensi yang berbeda dalam memaknai kebahagian dan ketidakbahagiaannya.

Lantas, kalau kita sudah bisa mencapai kebahagiaan yang diinginkan, masih ada pertanyaan lebih lanjut; Apa yang bisa kita dapat dari kebahagiaan itu sendiri? Tidak jarang saya malah tidak tahu apa yang sudah saya dapatkan dari bentuk kebahagiaan yang pernah saya rasakan. Namun terkadang, saya malah mendapatkan sesuatu yang berharga dari sebuah peristiwa yang diberi label kesedihan oleh manusia kebanyakan.

Hermann Hesse (2 Juli 1877 - 9 Agustus 1962), penyair dan novelis peraih Nobel asal Jerman, dalam puisinya yang berjudul "Kabahagiaan" menyatakan bahwa:

Selama engkau mengejar kebahagiaan, engkau belum matang untuk berbahagia
biarpun milikmu segala kesayangan.

Selama engkau mengeluh karena ada yang hilang dan punya tujuan serta tiada tenang, kau belum tahu apa arti kedamaian.

Baru setelah engkau lepaskan segala keinginan, tak kenal lagi hasrat dan tujuan, tak lagi menyebut nama kebahagiaan, maka banjir segala kejadian tak lagi menyentuh hatimu, maka jiwamu akan tenang.

Barangkali saja kutipan puisi tadi bisa menjadi pengatar untuk kita berkontemplasi di tengah realitas dunia yang semakin sarat dengan keambiguan.

Akhir kata, apapun bentuknya, jangan lupa dekap kebahagiaanmu.

posted under |

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Followers


Recent Comments