Mendefinisikan Bahasa


Keponakan laki-laki Brian Stross yang berumur sembilan tahun mendefinisikan bahasa sebagai “kata-kata dan cara kita mengikatnya dalam suatu bentuk dan melafalkannya untuk mengomunikasikan ide-ide.” Berkaitan dengan definisi keponakannya itu, Stross menekankan bahwa kata-kata merupakan elemen terpenting dalam bahasa, dan pelafalan serta pengkombinasian kata-kata tersebut dalam cara tertentu mengomunikasikan ide/gagasan.

Bahasa merupakan sistem makna yang simbolis. Arti dari nosi ini berkaitan erat dengan budaya; karena pada dasarnya, baik bahasa maupun budaya merupakan sebuah sistem yang memiliki simbol sebagai media dasar bagi seseorang untuk berkomunikasi dengan sesamanya.
Sebuah tanda memiliki dua aspek, yaitu
(1) bentuk yang menandai(significant/signifier) yang berfungsi sebagai wahana dari konsep, dan
(2) konsep/ide/gagasan, sebagai entitas yang ditandai (signifié/signified).
Secara umum, tanda dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu ikon, indeks, dan simbol.
Ø  Ikon, tanda yang memiliki kemiripan dengan konsep atau entitas yang ditandainya. Contoh: patung yang merepresentasikan seorang tokoh, gerakan memerah susu, dalam bahasa isyarat American Sign Language (ASL), yang berarti ‘susu’, onomatope atau tiruan bunyi (guk-guk, meong, byur, dst).
Ø  Indeks, tanda yang menginterpretasikan makna dari konteks dalam pertuturan. Artinya, indeks merepresentasikan suatu konsep/entitas berdasarkan situasi atau penggunaannya. Contoh: awan hitam sebagai tanda akan hujan, asap sebagai tanda adanya api. Penggunaan indeks sebagai wahana suatu konsep/entitas dalam bahasa sangat bergantung pada konteks personal dan lingkungan yang ada di sekitarnya. Misalnya seorang yang terantuk sesuatu akan menuturkan beberapa kemungkinan bentuk bahasa, seperti “aduh!”, “ya ampun!”, atau “sial!”. Pronomina personal I dan you juga merupakan indeks yang menandai peran seorang penutur dan mitra tuturnya.
Ø  Simbol, tanda yang relasi antara bentuk dan maknanya bersifat konvensional; menekankan pada hubungan arbitrer antara bentuk tanda dan maknanya. Contoh: bel sebagai tanda dimulai atau diakhirinya suatu kelas, lampu lalu lintas, dst.





Pustaka Acuan

Casson, Ronald. 1981. Language, Culture, and Cognition. New York: Macmillan Publishing Co., Inc.  

posted under |

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

niken adiana wiradani soebarkah
perempuan sederhana yang masih selalu dalam proses belajar, dan sangat percaya akan kekuatan kasih.
Lihat profil lengkapku

Cari Blog Ini

Followers


Recent Comments