asalkan denganmu
Saat ku tertidur lelap
Jari-jemarimu yang hangat, menyentuh wajahku.
Kau lukiskan lengkung, garis, sudut, semua bentuk yang penuh arti.
Saat itu, kau coba tuangkan semua asa, rasa, dan harapmu.
Menyelami kebeningan hati kita berdua,
Touch me deep, pure,and true.
A gift for me forever.
“vague as a meaning words, bolu”, katamu.
Masihkah kau ingat itu?
Tidakkah kau tahu, ku merindukan saat-saat itu.
Saat mentari senja hari menyusupi kisi-kisi jendela kamar kita,
Saat kita asyik merajut beribu benang kusut, yang saat itu kerap datang,
Yang entah kenapa dan bagaimana, selalu berhasil kita lalui dengan baik.
“Asalkan denganmu, aku bahagia, bang”, kubisikkan dengan setulus hati.
Jika dapat memilih, ku tak mau.
Membiarkanmu pergi,
Melakukan langkah yang-pelan namun pasti-membuatku menyusut
Meringkuk
Membungkuk, dan
Meringkuk lagi.
Warnamu telah pergi.
Pergi meninggalkan ruang kosong dan juga beribu isak tangis
Yang ku tak tahu kapan akan berhenti.
Kamar kita,
Jalan-jalan yang kerap kali kita lalui,
Langkah-langkah yang membuat kita terjerembab dan terjatuh,
Tak sekalipun membuatku menyesal.
Karena “asalkan denganmu, aku bahagia, bang”.
Sekarang, di mana pun kau berada
Warna-warni indahmu menyinari.
Tak apa jika kau tak sudi menyinariku lagi.
Karena “asalkan masih ada sisa bayangmu, aku bahagia, bang”.
0 komentar:
Posting Komentar