Ketika Semuanya Tak Lagi Bercerita

Menistakan dan menyalahkan diri

Mencoba mencari luputnya arah mata angin
Yang menyerakkan dedaunan kering di tanah yang nestapa
Lelaki sendu yang bersila di tengah lingkarannya kembali menstupa

Seiring dengan rontoknya bunga kamboja malam ini, stupa tak berkawan tutur itu menunduk memandangi bumi tempat ia berpijak
Senja jingga tadi mengayun lamunan yang nyaris tak henti melekat erat di punggungnya, yang membuatnya semakin terlihat tua dan ringkih

Kera buruk rupa menyongsong setiap paginya tetap dengan senyuman
Menapaki jalanan kotak2 yang melarakan telapak sehingga tertatih, menyambangi lelaki yang menstupa
Sekadar ingin berbagi canda riang dan diskusi tentang kematian
Kera berbalutkan letih dan tanggungan di pundaknya yang berbulu halus
Menjelma sesuatu yang terasa perih ketika meraba bulunya
 
Kapan semuanya akan berujung?, cetus si kera kepada stupa
Ketika semua buluku rontok karena termakan usia dan kejinya dunia?
Ketika semuanya tak lagi bisa bercerita, kecuali kita berdua, jawab sang stupa

Hempasan dedaunan bambu yg gemerisik melambai tanda setuju
Bulan separuh memberi kerling
Bintang pun menari seperti tayub
Gemintang penuh pesona
Kan kusongsong waktunya, entah kapan pun itu, batin si kera

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

niken adiana wiradani soebarkah
perempuan sederhana yang masih selalu dalam proses belajar, dan sangat percaya akan kekuatan kasih.
Lihat profil lengkapku

Cari Blog Ini

Followers


Recent Comments