Gendhis

Sepenuhnya berusaha meranggaskan daun-daun pohon jati 
pada musim hujan membuahkan peluh yang sia
Seyogyanya mulai melucuti diri dari rapalan doa dan harap 
agar tersadar dari semu
Guratan halus waktu menghiasi raut lelah

yang dulu pernah menoreh pelangi di ujung sana
Tak ayal tersentak oleh kenyataan bahwa hanya senyum,

 celoteh riang, dan isapan bibir indahmu yang membuat semuanya berarti

Gendhis, 

maafkan kera buruk rupa ini  yang harus mulai merelakan kepergianmu.

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Followers


Recent Comments