ratapan akan menjadi tarian

langkah kakimu dilekati bayang kelam yang nyaris hitam pekat
sumpah serapah pagi tadi masih nyata di pelupuk mata
berat beban di pikirmu membuat lehermu tak kuasa mengangkat benda seberat bola bowling yang orang kenal dengan sebutan kepala.
ya, kepalamu.

nafas tersengal cenderung memburu setiap tariknya
lenggang tangan dan lenganmu tak jua kurangi kelelahan yang nampak pada bahumu
ya, bahumu.

garis senyummu tak dapat sembunyikan tatap sendu nanar matamu
lara telah menjadi tamu tak diundang rupanya.
tamu yang telah merampok sinar ceria dari matamu.
ya, matamu.

masih di dalam lingkaran yang sama di tengah savana itu
masih berusaha menyerap energi jagad sekelilingmu
ingin menyeracau menghambur menyerobok ke dalam lingkaranmu
mencoba menarik sebagian laramu
telah kusiapkan prana khusus untukmu, tempat yang membolehkan kau tersenyum lembut seperti dulu
yang membolehkan bahumu tegak membusung
dan matamu kembali secermerlang dulu
tidak dulu sebenarnya, hanya sepersekian detik sebelumnya.
asa, berpadu harap, untukmu lelakiku.

1 komentar:

irfan febrian mengatakan...

mencerminkan sypa yah ???, permainan kata-kata yang indah dan sederhana membuat puisi ini sangat wow sekali, meskipun penuh dibalut dengan rasa luka namun tersampaikan kemana tujuan puisi ^_^

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

niken adiana wiradani soebarkah
perempuan sederhana yang masih selalu dalam proses belajar, dan sangat percaya akan kekuatan kasih.
Lihat profil lengkapku

Cari Blog Ini

Followers


Recent Comments