Tak Seberapa

Memintai benang kusut
tak jadi soal buatku
Kusuka kerumitan yang bisa berjaya
lalu kuperlihatkan padamu
Lihat, aku sanggup.

Menapaki tanah berbatu dan curam
tak mau kuhindari
kalau itu bisa membuatku pulang padamu
hingga tiba waktunya ku tiba di hadapanmu
Lihat, aku sampai.

Menjaga dian di tepian beranda biar tetap menyala
tak kan membuatku terpekur
dengan gantang berisi minyak di sisiku
menari lincah di setapak berbunga
hingga kau berkenan menyambangi, ajak plesir
Lihat, semua ini untukmu.

(Tak seberapa, tulusku untukmu)

posted under | 0 Comments

Pemarkah Pulang

Seperti biasa
Malam ini kumadahkan nada-nada kesukaanmu
Kuletakkan nyala lilin di pinggir jendela
Keduanya kusiapkan sebagai pemarkah
Supaya setapak menuju rumah semakin jelas

... ku coba yakini, kau tak akan pernah lupa arah pulang
Pulanglah jika lelah
Setangkup roti dan kopi hangat;
Dekap rindu dan senyum terbaik siap menantimu di rumah



posted under | 0 Comments

Banggakah Kau Memiliki?

Kita sepasang isyarat
Yang saling menerka-nerka makna
Tak perlu bunga untuk menjadi tanda
Tak perlu perang untuk jadi petarung

Aku mencintaimu seperti malam kepada sunyinya

Kita sepasang isyarat
Yang menjalin ada dan ketiadaan
Waktu kehilangan jejaknya
Ruang tak bisa memutuskan
Di mana kita berada:
Pertemuan atau perpisahan

Aku merindukanmu seperti senja yang tak sabar menyapa bulan

Kita sepasang isyarat
Yang tak ingin musnah
Dalam hasrat penghabisan

Banggakah kau memiliki(ku)?

posted under | 0 Comments
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

niken adiana wiradani soebarkah
perempuan sederhana yang masih selalu dalam proses belajar, dan sangat percaya akan kekuatan kasih.
Lihat profil lengkapku

Cari Blog Ini

Followers


Recent Comments