belum jelas warnamu
Satu masa telah lewat, paling tidak itulah yang terus ditanamkan si kera dalam batinnya.
tiba pada suatu waktu yang membuat kera harus meredefinisi makna hidup.
nayang magenta masih sekali dua kali menggelayut erat di pelupuk matanya. masih pula indah entah karena apa.
sapa hangat dan jahil ujaran yang prapti pada pagi itu seolah membuka singkap batin kera yang sudah terlanjur memagenta
apa lagi ini, Tuhan? tanyanya pada Sang Maha Hidup
songkok bahagia yang kupakai setiap waktu ini pasti akan terkulai menyerah pada akhirnya.
perlukah kubuat songkok baru?
jika pun harus membelinya, di tempat macam apa bisa kutemukannya?
tanya demi tanya meenyeruak dari dalam kepalanya
puntir.
bukan. pelintir. ujar si sapa jahil
mau kutitipkan salammu untuk stupamu itu? tanyanya usil
tua juga rupanya dirimu, kera! demikian seloroh yang kerap keluar dari binirnya
diskusi ringan hingga berat mulai diwacanakan si kera pada si jahil
dengan berat hati si kera lagi lagi harus mengakui bahwa ia mulai bermain di domain yang amat membuai rasa
belum jelas warna warninya, memang
satu hal yang pasti,
Inestimable. That's what you are
0 komentar:
Posting Komentar